Kunci Pepet (Kaempferia angustifolia)

kunci pepet
  • Nama produk:  Kunci Pepet

  • Kode Produk : kncp.024.rhy.001.tkjmn

  • Tersedia dalam kemasan : 0.5 kg  dan 1 kg

  • Harga : hubungi tokojamunet

IMG_20150508_110549
   

TENTANG  KUNCI PEPET

tanaman kunci pepet
Tanaman kunci pepet memang belum banyak diketahui oleh para petani, tanaman ini baru sedikit sekali dibudidayakan bahkan kadang tanaman ini tidak terlalu dipedulikan, padahal saat ini banyak sekali produk jamu pelangsing yang membutuhkan kunci pepet sebagai bahannya. Selain itu banyak orang yang masih bingung dengan nama latin dari tanaman ini, sehingga tidak jarang terjadi tumpang tindih nama dengan tanaman lain, sehingga orang sering salah memanfaatkannya. Kunci pepet mempunyai nama latin Kaempferia angustifolia, namun banyak orang yang salah menyebutkan kunci pepet sebagai Kaempferia rotunda (kunir putih gombyok) atau Kaempferia pundurata (temu kunci atau kunci masak).

Kunci pepet memiliki nama ilmiah Kaempferia angustifolia Rosc. Ia biasa dijual oleh pedagang ramuan obat tradisional di Jawa Tengah. Warnanya putih kehijauan mempunyai alkaloid, sapomin, minyak atsiri dan polifenol. Disamping mengurangi lemak, kunci pepet juga berfungsi untuk mengurangi berat badan dan selera untuk makan. Proses ini secara langsung dapat membantu melangsingkan badan

Kunci pepet tergolong dalam Genus Kaempferia. Pada genus ini hanya dikenal 3 spesies yaitu Kaempferia galanga L (Kencur), Kaempferia rotunda dan Kaempferia angustifolia (Kunci pepet). Perbedaan antara ketiga spesies tersebut terletak pada aroma dari rimpangnya, bentuk helaian daun serta ukuran batang semunya. Kaempferia rotunda mempunyai daun yang sempit sampai lebar, serta batang semunya dapat mencapai 50 cm. Kunci pepet perawakannya mirip dengan kencur hanya saja aromanya dapat dibedakan secara nyata. Bersama-sama kencur, kunci pepet mempunyai pusat penyebaran didaerah asia tropika dan dapat dibudidayakan untuk rimpangnya

Kunci pepet merupakan tanaman semak semusim, tinggi 15 – 30 cm. Batang semu, membentuk rimpang,warna putih kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, licin, panjang 8 – 14 cm, lebar 5-7 cm, wana hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bulat memanjang, warna kuning. Buah buni, bulat telur bagian dalam warna putih, bagian luar warna hijau muda. Kunci pepet memiliki sifat khas kelat dan mendinginkan serta memiliki khasiat stomakik dan adstringen.

Kunci pepet, menurut Vorderman (Geneesmiddelen II) di Jakarta dan Yogya dapat dibeli pada penjual obat. Tumbuhan itu tumbuh liar di hutan jati di Jawa Barat dan Jawa tengah. Menurut Ny. Kloppenburg khasiat dari kunci pepet terdapat di akar tunggang yang memiliki bau harum; rimpang samping yang berbentuk gada digunakan sebagai obat pendingan. Khasiatnya sebagai obat dapat mendinginkan dan memiliki daya menarik (samentrekkend). Biarpun Heyne di pasaran obat Jakarta sering mendapatkan kunci pepet dalam bentuk segar, tetapi dengan naman kunci pepet pada umumnya dari apotik Cina didapati bahan yang disebut bek bun atau bak tong.

Tanaman kunci pepet sering ditanam sebagai tanaman perhiasan karena bentuknya yang indah dan mengalami perjalanan hidup yang unik. Rimpang kunci pepet berkhasiat sebagai obat mulas, obat disentri dan obat mencret juga sebagai pelangsing tubuh, sedangkan bunganya untuk memperbanyak air susu ibu. Rimpang Kaempferia angustifolia Rosc. mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol disamping minyak atsiri.

Perbanyakan tanaman kunci pepet dapat dilakukan dengan rimpang yang dipotong-potong. Panjang potongan rimpang setidak-tidaknya harus mengandung satu mata tunas. Pada dasarnya budidaya kunci pepet tidak jauh berbeda dengan kencur, maupun jahe. Untuk bibit syarat yang harus dipenuhi adalah berasal dari tanaman atau rumpun induk yang umurnya cukup tua yakni yang dipanen pada umur 8 – 12 bulan. Pertumbuhan tanaman atau rumpun induk sewaktu dikebun nampak normal dan sehat serta penampakan rimpang secara visual mulus, tidak ada gejala busuk atau mengandung cendawan.

Rimpang tua cukup di pecah, bila belum terlihat adanya mata tunas maka pecahan rimpang tadi diangin-anginkan terlebih dahulu selama 1 – 1,5 bulan dan dilakukan penyiraman tiap pagi dan sore. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi bibit dan untuk mempercepat pertumbuhan tunas muda. Selanjutnya pecahan rimpang tadi disimpan dalam tampah yang terlebih dahulu dilapisi dengan jerami, kemudian bagian atas rimpang juga ditutup dengan jerami. Setelah 1 – 2 tunas keluar dan panjangnya kurang lebih mencapai 2 – 3 cm, bibit dipilih yang baik dan dengan hati-hatisiap dipindah ke lapangan.

Pada penanaman tanaman empon-empon mula-mula tanah harus dicangkul cukup dalam dan digemburkan agar pertumbuhan rimpang cukup baik. Biasanya sedalam 25 – 30 cm. Untuk menghindari genangan air yang dapat mengakibatkan busuk rimpang, maka sebaiknya dibuat bedengan-bedengan selebar 1 – 1,5 m dan panjangnya menurut keadaan tempat. Jarak antar bedengan dibuat parit selebar 30 – 50 cm dengan kedalaman 30 cm. Cara penanaman bibit yang baik adalah meletakkan bibit satu-persatu pada lubang tanam yang tersedia dengan posisi tunas menghadap ke atas. Berikutnya bibit ditimbun tanah sedalam 5-7,5 cm.

Kedalaman tanam ini berpengaruh terhadap produksi rimpang. Apabila terlalu dangkal hasil rimpangnya akan menurun karena hanya akan menyuburkan pertumbuhan akar. Sebaliknya apabila rimpang ditanam terlalu dalam dikhawatirkan akan busuk dan tidak tumbuh. Pemupukan berupa pupuk kandang dengan dosis 10 – 15 ton per hektar diberikan tiga hari sebelum tanam, disebar pada bedengan atau dengan sistem larikan menurut arah baris tanaman. Pemupukan ini hendaknya dilakukan karena kondisi tanah berbukit dan walaupun subur, karena lokasinya memiliki kemiringan cukup besar akan membuat unsur-unsur hara mudah tercuci, dengan penambahan pupuk organik atau pupuk kandang dalam jumlah yang sesuai, diharapkan akan dapat mempertahankan kesuburan tanah lebih lama dan menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Kunci pepet dapat dipanen dalam umur empat bulan sehingga seharusnya dalam satu tahun dapat dilakukan 3 kali penanaman secara intensif, karena sebenarnya tanaman ini apabila kebutuhan airnya terpenuhi dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian untuk benih sebaiknya tanaman dibiarkan hingga berumur satu tahun agar kualitasnya terjaga dengan baik. Dalam budidayanya, kunci pepet sebaiknya dibudidayakan secara organik, karena dapat mempengaruhi kualitas dari hasil rimpangnya. (Sumber: bpp-lembang)

Sumber Pustaka

Heyne, K. 1950. Tanaman Berguna Indonesia. Jilid II. Badan Litbang Departemen Kehutanan. Jakarta.616p.

Kemala, S. 1993. Pengembangan agribisnis, rempah, obat dan atsiri menunjang pembangunan pertanian. Edisi khusus Littro IX (2) : 81 – 91

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan Pengembanganya. Kanisius. Yogyakarta. 219p

Sastrapradja, S. 1979. Tanaman Pekarangan. LIPI. Bogor. 97p

Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka. Jakarta. 412p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar